Juli 2020


Jakarta,Kriminal – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)  tengah melaksanakan pembangunan Tol Sirip Pekanbaru - Padang pada Padang – Sicincin sepanjang 30,4 km yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera. Pembangunan tol ini akan meningkatkan konektivitas antara Provinsi Riau dengan Sumatera Barat.

Dikatakan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pembangunan tol ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian khususnya pertanian, industri dan pariwisata. “Kehadiran jalan tol ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi mengatasi kepadatan lalu lintas terutama arus komoditas,” ujar Menteri Basuki.

Pembangunan Tol Padang – Sicincin dimulai pada Februari 2018 dan ditargetkan selesai serta beroperasi pada Desember 2021. Saat ini progres fisik Tol Padang – Sicincin mencapai 20,49%.

“Cepat lambatnya pembangunan jalan tol ini semua tergantung pada tahapan pembebasan lahan berupa ganti untung pembebasan lahan. Konstruksi bisa lebih cepat bila lahan tersedia, dengan begitu program kerja bisa dilaksanakan sebaik–baiknya demi kesejahteraan masyarakat,” tambah Menteri Basuki.

Jalan Tol Pekanbaru – Padang sendiri mempunyai panjang total 254 km dan terbagi menjadi enam seksi, yaitu Seksi I Padang – Sicincin, Seksi II Sicincin – Bukittinggi, seksi II Bukittinggi – Payakumbuh, Seksi IV Payakumbuh – Pangkalan, seksi V Pangkalan – Bangkinang dan seksi VI Bangkinang – Pekanbaru. Secara keseluruhan ruas Tol Pekanbaru – Padang akan ditargetkan beroperasi pada tahun 2025.

Dari sisi Pekanbaru telah dimulai pembangunan ruas Tol Pekanbaru – Bangkinang sepanjang 40 km dengan progres fisik saat ini mencapai 20%.

Pembangunan Jalan Tol Pekanbaru – Padang dilaksanakan oleh PT Hutama Karya dengan nilai investasi Rp 78 triliun melalui Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol yang ditandatangani pada tanggal 11 Oktober 2017. Kehadiran Tol Pekanbaru – Padang ini diharapkan bisa memangkas waktu tempuh yang semula menghabiskan 9 jam menjadi 3 – 4 jam.

Tol Pekanbaru – Padang  merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera sepanjang 2.878 km terdiri dari koridor utama dan pendukung yang membentang dari Lampung hingga Aceh sebagai koridor utama beserta jalan pendukung (sirip). Kehadiran tol ini diharapkan mampu berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di sektor pariwisata, migas dan pertanian/perkebunan.

Saat ini jalan Tol Trans Sumatera sudah beroperasi sepanjang sepanjang 467,6 km. Ruas yang sudah operasional tersebut yakni Bakauheni – Terbanggi Besar 141 km, Terbanggi Besar – Pematang Panggang–Kayu Agung sepanjang 189 km, Palembang – Indralaya 22 km, Medan – Binjai 10,46 km, Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi 62,2 km dan Belawan – Medan – Tanjung Morawa 43 km, sedangkan ruas Pekanbaru – Dumai sejauh 131 km siap diresmikan dalam waktu dekat. (*)

Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR

Facebook : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Twitter : @kemenpu
Instagram : kemenpupr
Youtube : kemenpu

#PUPRBersatuAtasiCOVID-19
#InfrastrukturUntukIndonesiaMaju
#PUPRSigapMembangunNegeri



Padang, Kriminal.id --- Lagi-lagi, proyek yang dikerjakan oleh PT. Cahaya Tunggal Abadi (CTA) molor dari waktu yang di tentukan. Kuat dugaan, hal ini disebabkan kurangnya tenaga pekerja, pekerjaan tidak sesuai metoda pelaksanaan dan tidak sesuai spesifikasi teknis, sehingga aspalnya banyak yang rusak.

Proyek yang molor itu adalah paket Pembangunan Jembatan Lolong (P. 099) nomor kontrak 360/12/KTR-BM/2019 yang di mulai tanggal 28 Mei tahun 2019 dengan anggaran Rp. 15 M dengan waktu pengerjaan 214 hari kalender, dimana hingga tanggal 1 juli tahun 2020 masih dalam tahap pengerjaan.

Parahnya lagi, untuk pengaspalan jenbatan, diduga aspalnya sudah dingin karena banyak benjolan dan bergelombang di depan permukaan jalan dan saat media ini mengambil dokumen, tidak ada para pekerjanya menggunakan alat pelindung diri atau K3.

Saat di konfirmasikan kepada Fathol Bahari selaku kepala dinas PUPR Sumbar, via whatsapp beberapa waktu yang lalu, menyarankan media ini menemui PPTK atau Kabid Bina Marga (BM).
"Temui saja PPTK atau Kabid BM," ungkap Fathol.

Ironisnya, PPTK dan Kabid BM tidak dapat dihubungi, anehnya justru nomor ponsel wartawan kriminal.id yang mengonfirmasi masalah ini, diblokir oleh PPTK tersebut.

Sementara itu, Rita selaku Project Manager pada pekerjaan ini saat dikonfirmasikan hanya bungkam seribu bahasa.
Kuat dugaan ada persengkongkolan antara rekanan, konsultan pengawas dan dinas PUPR Sumbar dalam pelaksanaan proyek tersebut.


#Med

Author Name

{picture#YOUR_PROFILE_PICTURE_URL} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.