Kriminal

Kriminal.id, Inilah contoh hasil dari pekerjaan bronjong tanggap darurat dan penahan tebing milik OP BWSS V Padang di Kelurahan Tarantang Kecamatan Kuranji Kota Padang. Dimana dari hasil tinjau lapangan, ditemukan item pekerjaan yang diduga tidak sesuai dengan perencanaan yang ditentukan. Kondisi ini terlihat pada penggunaan kawat bronjong yang berkarat dan kuncian sambungan asal asalan. Kuat dugaan pihak OP BWSS V Padang mempergunakan kawat berkwalitas rendah.   Ironisnya, untuk mempercepat pekerjaan, para buruh lapangan memanfaatkan dan mengisi material apa yang ada di lokasi saja, seperti banyak batu kerikil kecil dimasukan sebagai isian pada kawat bronjong.  Pengamat pembangunan Reinir saat dimintai tanggapannya menegaskan bahwa pekerjaan yang dikerjakan sepertinya asal-asalan. Artinya, pihak BWSS V Padang dalam mengerjakan pekerjaan tanggap darurat tersebut, tidak didahului perencanaan yang matang dalam mengelola keuangan negara. Selain itu, pengawasan atas pekerjaan tersebut juga

Kuasa hukum Hendrizon, S.H dan Tomi Nofriandi, S.H melayangkan surat somasi untuk ditujukan kepada PT. BUMI RAYA MUSIDA yang beralamat di jorong Durian Simpai Nagari Koto Nan IV di Bawuah Kec. IX Silago Kab. Dharmasraya. Dalam jumpa persnya Hendrizon mengatakan bahwa somasi ini dibuat berdasarkan undang-undang yang berlaku sebagai dasar hukum terdapat dalam pasal 1238 KUHPerdata dan pasal 1243 KUHPerdata. Lebih lanjut Ia menyampaikan alasan-alasan somasi ini dibuat dan ditujukan kepada PT.BUMI RAYA MUSIDA Sebagai berikut : 1. Bahwa berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 September 2023, berbuat dan bertindak untuk pemberi kuasa dalam hal ini membuat dan menanda tangani surat somasi untuk ditujukan kepada PT. BUMI RAYA MUSIDA yang beralamat di jorong Durian Simpai Nagari Koto Nan IV di Bawuah Kec. IX Silago Kab. Dharmasraya. 2. Bahwa somasi ini dibuat berdasarkan undang-undang yang berlaku sebagai dasar hukum terdapat dalam pasal 1238 KUHPerdata dan pasal 1243 KUHPerdata. Bahw

Sumber foto IG Deni Hand Kriminal.id - K egiatan pemeliharaan berkala tanggul/tebing Batang Arau Jirak, pelaksana kegiatan Operasi dan Pemeliharaan SDA II, satuan kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA Sumatera V, berlokasi di Padang, masih menjadi tanda tanya.  Pasalnya, pekerjaan bernomor kontrak : HK : 02.03/08/Satker-OP-SDA/0P-SDA II/VIII/2023, tanggal 1 Agustus 2023, senilai Rp192.790.000,00 (Inc PPN 11%), kawat bronjong terlihat berbeda warna dan jarak lubang. Ada indikasi, pekerjaan bronjong oleh CV. Bangun Sarana Persada, masa pelaksanaan 30 hari kalender, tahun anggaran 2023, bercampur bronjong rakitan. Bronjong juga terlihat berongga dan bagian bawah sudah goyang. Disebut sebut juga, material batu, diambil sebagian di lokasi. Pasangan geoteksteel (karpet bronjong), tak merata yang menyatukan dinding tanah dengan kawat bronjong. Sebab, sebagian tak terlihat geoteksteel dipermukaan bronjong. Satriawan PPK, saat dikonfirmasikan saat bersamaan media melakukan investigasi, kelapangan,

 Ironis memang, pemilik kawasan tambang tanah clay di gunung Sarik Kecamatan Kuranji menjerit. Pasalnya material batu jeti yang sudah ada di dalam lahan miliknya, rahib dan entah kemana hilang dan diduga dicuri oleh orang tak dikenal. Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kerugian lebih luas, pria berinisial SR ini, membuat laporan ke ESDM Sumbar, terkait adanya aktivitas ilegal pencurian batu dilahan miliknya. Diceritakan SR, lahan dengan luas 2,5 hektare tersebut status tanahnya bersertifikat hak milik. Dan telah  memiliki ijin galian C untuk tanah clay dan masih aktif sampai tahun 2026. Namun semenjak ijinnya diperpanjang dan diterbitkan, aktivitas pertambangan tanah clay yang dikelolanya, sempat vakum selama 3 tahun. Walaupun vakum, namun batu jeti hasil galian tanah clay yang telah dikumpulkan SR, tiba-tiba tidak ada lagi. Dan kuat dugaan telah dicuri oleh orang tidak dikenal. Ia pun telah berupaya mendapatkan informasi terkait adanya dugaan penambangan ilegal di lokasi miliknya